Disusun
Untuk:
Melengkapi
Tugas Mata Pelajaran Fisika
TEORI ATOM
A. Perkembangan
Teori Atom
Sejak awal
tahun 1900-an para ilmuwan mengetahui bahwa atom pembentuk materi terdiri atas
inti kecil yang dikelilingi oleh elektron. Inti itu ternyata terdiri atas
partikel-partikel yang terlihat erat.
Inilah teori
atom yang telah diakui oleh para Ilmuwan untuk menjelaskan seperti apa itu
atom dan cara kerjanya. Atom adalah suatu partikel kecil yang menyusun seluruh
benda yang ada di dunia.
Berikut
adalah teori atom dari beberapa ahli :
1.
Model Atom Dalton
John Dalton (1766–1844), seorang ilmuwan berkebangsaan
Inggris dengan didukung dari hasil eksperimen-eksperimennya mengembangkan
konsep atom dari Demokritus yang kemudian mengemukaan teori tentang atom.
Secara garis besar teori atom Dalton
dapat disimpulkan sebagai berikut :
·
Atom merupakan bagian terkecil dari
suatu zat yang tidak bisa dibagi lagi.
·
Atom-atom penyusun zat tertentu
memiliki sifat yang sama.
·
Atom unsur tertentu tidak bisa
berubah menjadi atom unsur lain.
·
Dua atom atau lebih dapat bersenyawa
(bereaksi) membentuk molekul.
·
Dalam reaksi kimia perbandingan
antara atom-atom penyusunnya mempunyai perbandingan yang tertentu dan
sederhana.
·
Dalam reaksi kimia pada dasarnya
terjadi penyusunan kembali atom-atom penyusun zat.
Adapun
hipotesa Dalton dapat digambarkan dengan menggunakan model atom sebagai bola
pejal seperti yang ada pada tolak peluru, berikut gambar teori atom dalton:
Kelebihan model atom John Dalton:
Mulai
membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom dan menjelaskan apa
yang tidak dijelaskan pada teiri atom Domocritus.
a. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat keci yang dinamakan dengan atom
b. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama begitu pula bila atom dari unsur berbeda maka akan memiliki sifat yang beda pula
c. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, dan juga atom tidak dapat dimusnahkan.
d. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
e. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Kelemahan model atom John Dalton :
a. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat keci yang dinamakan dengan atom
b. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama begitu pula bila atom dari unsur berbeda maka akan memiliki sifat yang beda pula
c. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, dan juga atom tidak dapat dimusnahkan.
d. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
e. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Kelemahan model atom John Dalton :
Teori
atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal
listrik adalah elektron yang bergerak.
2. Teori Atom
J.J. Thomson
Mengacu pada
penemuan tabung katoda yang lebih baik berkat William Crookers, maka J.J.
Thomson akhirnya meneliti secara lebih lanjut mengenai sinar katode dan bisa
dipastikan bahwa pada sinar katode adalah suatu partikel, sebab bisa memutar
baling-baling yang telah diletakkan ditengah katode dan anode. Berdasarkan
hasil percobaan maka Thomson akhirnya menyatakan bahwa sinar katode adalah
suatu partikel yang menyusun atom atau partikel subatom yang memiliki muatan
negatif dan selanjutnya disebut sebagai elektron.
Atom adalah
suatu partikel yang memiliki sifat netral, oleh karenanya elektron yang
bermuatan negatif, maka mesti ada partikel yang tentunya bermuatan positif
untuk dapat menetralkan muatan negatif yang ada dielektron tersebut. Dari hasil
penemuan J.J. Thomson tersebut akhirnya dapat memperbaiki kelemahan pada teori
atom dalton dan kembali mengemukakan teori atomnya yang disebut sebagai teori
atom thomson yang telah menyatakan bahwa “Atom adalah bola pejal yang memiliki
muatan positif dan didalamnya terdapat muatan negatif elektron”.
Model atom
J.J Thomson ini bisa digambarkan sebagai jambu biji yang telah dikelupas
kulitnya. Bija jambu tersebut menggambarkan elektron yang tersebar secara
merata didalam bola daging jambu yang pejal tersebut, yang pada model atom
Thomson dapat dianalogiakan sebagai bola positif yang pejal.
Sehubungan
dengan penemuan elektron yang menjadi bagian dari atom oleh J.J. Thomson pada
tahun 1897, maka teori atom Dalton mulai goyah. Berdasarkan hasil penemuan
elektron tersebut, maka Thomson mengajukan model atom untuk pertama kali
(1904), yaitu sebagai berikut :
·
Atom bukan bagian terkecil dari zat.
·
Atom mempunyai muatan positif yang
tersebar merata ke seluruh atom yang dinetralkan oleh elektron-elektron yang
tersebar di antara muatan positif itu.
·
Massa elektron jauh lebih kecil dari
massa atom.
Apabila
digambarkan/divisualisasikan model atom yang dikemukakan Thomson ini seperti
model roti kismis di mana bagian atom seperti halnya kismis yang menempel pada
kue.
Model atom
yang dikemukakan Thomson ini tidak dikembangkan lebih lanjut karena tidak cocok
dengan hasil percobaan yang dilakukan oleh Ernest Rutherford (1871-1937) yang
membuktikan bahwa muatan positif atom tidak tersebar merata di seluruh bagian
atom tetapi terpusat pada bagian tengah atom yang kemudian disebut inti atom.
Dari
eksperimen tentang sinar katode yang dilakukan di dalam Laboratorium Cavendish
di Cambridge, Inggris pada tahun 1897 inilah J.J. Thomson berhasil mengukur
perbandingan antara muatan elektron dengan massa elektron (e/m), dengan
mengamati penyimpangan sinar katode dalam gabungan medan listrik dan medan
magnet. Dari hasil perhitungan yang mutakhir perbandingan e/m adalah
1,7588 × 1011 C/kg.
Kelebihan model atom J.J Thomson :
Membuktikan
adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan model atom J.J Thomson :
Model Thomson
ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
tersebut.
3.
Model Atom
Rutherford
Untuk
menguji model atom J.J. Thomson, maka Ernest Rutherford mengadakan percobaan
dengan menembak atom-atom dengan partikel-partikel alpha, yaitu partikel dengan
massa empat kali massa atom hidrogen dan muatan positif sebesar dua kali muatan
elektron. Partikel alpha mempunyai daya tembus yang cukup kuat untuk melalui
plat logam yang sangat tipis. Dalam percobaannya, Rutherford menembakkan
partikel alpha dengan sasaran target lempengan tipis emas, seperti gambar di
bawah ini :
Percobaan hamburan partikel α oleh Rutherford
Berdasarkan
hasil percobaan diharapkan semua partikel alpha menembus lurus lempengan emas,
akan tetapi dalam hasil pengamatan diperoleh ada partikel alpha yang dibelokkan
bahkan ada yang dibelokkan dengan sudut antara 90o sampai 180o.
Hal terakhir yang tidak cocok dengan model atom Thomson.
Rutherford
mengukur sudut-sudut hamburan partikel alpha dengan teliti. Bila muatan positif
tidak menyebar, tetapi mengumpul pada suatu tempat dalam tiap-tiap atom, maka
berdasarkan hukum Coulomb sudut penyimpangan akan berkisar antara 5o
sampai 150o. Berarti gejala pemantulan kembali partikel alpha
tersebut ditolak oleh suatu konsentrasi muatan positif dalam atom (terjadi gaya
tolakan karena muatannya sejenis).
Rutherford
menyusun model atomnya yang secara garis besar adalah sebagai berikut :
a.
Atom terdiri dari muatan positif dan
negatif, di mana kedua muatan tersebut mempunyai jarak yang lebih jauh
dibandingkan dengan ukuran kedua muatan tersebut.
b.
Atom terdiri dari inti atom yang
bermuatan possitif dan elektron bergerak mengelilingi inti atom.
c.
Inti atom dan elektron mempunyai
gaya tarik menarik sehingga mempunyai percepatan sentripetal untuk
mempertahankan elektron dalam garis edarnya.
d.
Elektron dalam mengelilingi inti
atom sambil memancarkan energi elektromagnetik.
Lintasan Spiral Elektron Athom Rutherford
Kelebihan Model Atom Rutherford :
Bahwa
atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan disekelilingnya terdapat
elektron yang mengelilinya.
Kelemahan Model Atom Rutherford :
Kelemahan Model Atom Rutherford :
Menurut
hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan
energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan
elektron itu akan kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti.
a. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya terhadap ini atom.
b. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.
c. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).
a. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya terhadap ini atom.
b. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.
c. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).
4.
Model Atom
Bohr
Model atom
Rutherford gagal menjelaskan tentang kestabilan atom dan terjadinya spektrum
garis atom hidrogen. Seorang ilmuwan Fisika dari Denmark, Niels Bohr dapat
menjelaskan spektrum garis atom hidrogren.
Pada tahun
1913, seorang pakar fisika Denmark yang bernama Neils Bohr telah memperbaiki
dari kegagalan atom Rutherford dengan melalui percobaan mengenai spektrum atom
hidrogen. Pada percobaan tersebut berhasil dalam memberikan suatu gambaran
kondisi elektron dalam menempati suatu daerah yang ada disekitar inti atom.
PAda penjelasan Bohr mengenai atom hidrogen telah melibatkan gabungan antara
teori kuantum dari Plank dan teori klasik dari Rutherford yang telah
diungkapkan dengan menggunakan empat postulat yaitu sebagai berikut.
a. Elektron
berotasi mengelilingi inti tidak pada sembarang lintasan, tetapi pada
lintasan-lintasan tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan ini disebut
lintasan stasioner dan memiliki energi tertentu.
b. Elektron
dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain. Jika elektron
pindah dari lintasan berenergi rendah (lintasan dalam) ke lintasan berenergi
tinggi (lintasan luar) akan menyerap energi dan sebaliknya akan memancarkan
energi. Energi yang dipancarkan atau diserap elektron sebesar hf.
c. Lintasan-lintasan
yang diperkenankan elektron adalah lintasan-lintasan yang mempunyai momentum
sebesar:
Kelemahan Model Atom Neils Bohr :
a. Elektron-elektron
yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu.
b. Dalam
orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi
jika berpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika
berpindah ke orbit yang lebih dalam.
c. Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan
efek Strack.
d. Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian
dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet terhadap atom-atom, dan
spektrum atom yang berelektron lebih banyak.
Kelebihan model atom Bohr :
Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk
tempat berpindahnya electron dan atom membentuk suatu orbit dimana inti atom
merupakan positif dan disekelilingnya terdapat elektron.
B. Model
Atom Bohr
Pada tahun
1913, seorang pakar fisika Denmark yang bernama Neils Bohr telah memperbaiki
dari kegagalan atom Rutherford dengan melalui percobaan mengenai spektrum atom
hidrogen. Pada percobaan tersebut berhasil dalam memberikan suatu gambaran
kondisi elektron dalam menempati suatu daerah yang ada disekitar inti atom.
PAda penjelasan Bohr mengenai atom hidrogen telah melibatkan gabungan antara
teori kuantum dari Plank dan teori klasik dari Rutherford yang telah
diungkapkan dengan menggunakan empat postulat yaitu sebagai berikut.
1.
Elektron berputar mengelilingi inti
(proton) dalam pengaruh gaya elektrostatis.
2.
Elektron tidak dapat beredar
mengelilingi atom pada sembarang lintasan. Tetapi hanya beredar melalui
lintasan-lintasan tertentu, dalam keadaan stabil. Pada lintasan tertentu itu,
elektron tida memancarkan energi.
3.
Lintasan yang diperbolehkan untuk
dilalui elektron, harus memenuhi momentum sebesar .
4.
Sebuah elektron akan memancarkan
energi sebesar hf bila elektron itu berpindah dari lintasan tertentu dengan
energi yang tinggi, ke lintasan tertentu yang energinya rendah. Dan sebaliknya.
Model
atom Bohr dapat digambarkan sebagai berikut:
Adapun
kelemahan dan kelebihan model atom bohr adalah sebagai berikut:
Kelemahan Model Atom Neils Bohr :
e. Elektron-elektron
yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu.
f. Dalam
orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi
jika berpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika
berpindah ke orbit yang lebih dalam.
g. Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan
efek Strack.
h. Tidak dapat menerangkan
kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet
terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron lebih banyak.
Kelebihan model atom Bohr :
Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat berpindahnya electron dan atom membentuk suatu orbit dimana inti atom merupakan positif dan disekelilingnya terdapat elektron.
Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat berpindahnya electron dan atom membentuk suatu orbit dimana inti atom merupakan positif dan disekelilingnya terdapat elektron.
C. Efek
Zeeman
Efek Zeeman adalah efek
garis-garis tambahan dalam spektrum emisi saat atom-atom tereksitasi diletakkan
di daerah bermedan magnetik homogen. Dalam medan magnet, energi keadaan atomik
tertentu tergantung pada harga ml seperti juga pada n.
Keadaan atom dengan bilangan kuantum n, terpecah menjadi beberapa sub keadaan
jika atom itu berada dalam medan magnetik, dan energinya bisa sedikit berubah
lebih besar atau lebih kecil dari keadaan tanpa medan magnet. Gejala itu
menyebabkan terpecahnya spektrum garis menjadi garis-garis halus yang terpisah
jika atom dilewatkan dalam medan magnetik, dengan jarak antara garis bergantung
dari besarnya medan magnet itu. Peristiwa terpecahnya spektrum garis menjadi
garis-garis halus dalam medan magnet ini disebut efek Zeeman.
ü
Efek Zeeman Dan
Bilangan Kuantum Orbital
Bilangan kuantum orbital muncul karena teramatinya efek
Zeeman. Pieter Zeeman (1865 – 1943) pada tahun 1896 mengamati suatu gejala
terpisahnya garis-garis dalam suatu spektrum bila sumber spektrum dipaparkan
pada medan magnet. Garis spektrum cahaya terjadi bila elektron-elektron dalam
atom berubah dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi yang lain. Pada
efek Zeeman normal, satu garis tunggal pecah menjadi tiga garis bila arah medan
tegak lurus lintasan cahaya, atau pecah menjadi dua garis bila arah medan
sejajar lintasan cahaya. Gejala ini dapat diterangkan dengan prinsip
elektromagnetik klasik, yaitu gerakan elektron orbital di dalam sumber yang
menjadi semakin cepat atau semakin lambat akibat pengaruh medan yang bekerja.
ü
Keadaan Atom
Dalam Efek
Zeeman
Suatu keadaan atom dengan bilangan kuantum orbital l
dalam medan magnet terpecah menjadi 2l + 1, jika atom itu berada dalam
medan magnet yaitu menjadi +l , 0 dan –l . Akan tetapi
perubahan ml terbatas pada Δml = 0, ± l maka garis
spektrum yang timbul dari transisi antara dua keadaan dengan l yang berbeda
hanya terpecah menjadi tiga komponen yang dapat ditunjukkan oleh gambar berikut
ini.
Atom yang berada dalam medan magnet
D. Atom
Berelektron banyak
1. Bilangan Kuantum
Elektron
mengelilingi inti atom menurut lintasan tertentu. Selain kedudukannya dalam
lintasan, elektron juga memilliki keadaan – keadaan yang lain. Untuk menyatakan
keadaan dan energi elektron digunakan bilangan kuantum, ada 4 macam bilangan
kuantum yang dapat menggambarkan keadaan elektron, yaitu sebagai berikut :
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
ü
Menentukan besar energi total
elektron
·
Energi total elektron
atom hidrogen
·
Energi total elektron
ion He+, Li2+
z = n omor atom
He+ à
z = 2
Li2+ à
z = 3
ü Energi
total elektron banyak
Zef
= nomor atom efektif
ü Jumlah
elektron maksimum pada orbit ke-n adalah 2n2 jadi ∑e = 2n2
b. Bilangan
Kuantum Orbital/Azimuth
-
Penemu : Arnold Sommerfeld ® orbit ellips
-
menentukan besar momentum anguler/sudut orbital elektron
-
l = (n – 1) jadi l = 0, 1, 2, 3, ...
-
besar momentum sudut (L)
= h
h = tetapan Planck
-
l makin kecil ® L makin kecil bentuk orbit semakin pipih
Bilangan
kuantum orbital disebut juga sebagai bilangan kuantum azimut diberi lambang l,
adalah bilangan kuantum yang menentukan besar momentum sudut elektron
diberi lambang huruf besar L. Nilai l dibatasi oleh nilai n, yang
bilangan bulat mulai dari nol sampai
Bilangan
kuantum orbital (l = 0, 1, 2, 3,…(n – 1) ), n berkaitan dengan jari –
jari rata – rata sedangkan l berkaitan dengan pemipihan elips. Makin
kecil nilai l, makin kecil momentum sudut dan makin pipih orbital elips.
Nilai l terbesar yaitu l = 3 memberikan momentum sudut paling
besar dan menghasilkan orbit lingkaran.
Besar
momentum sudut elektron terhadap poros inti atom diturunkan dari persamaan Schr
dinger yaitu : ħ.
Bilangan
kuantum azimut menyatakan nama subkulit. Subkulit juga diberi nama tetapi
dengan menggunakan huruf kecil s, p, d, f, …,empat huruf pertama berasal dari
klasifikasi empiris dari spectrum dan terjadi sebelum teori atom dikembangkan.
Subkulit s untuk l = 0, subkulit p untuk l = 1, subkulit d untuk l
= 2 dan seterusnya. Subkulit yang dikenal sebagai berikut :
1.
Orbital s (sharp / tajam)
2.
Orbital p (principle / utama)
3.
Orbital d (diffuse / kabur)
4.
Orbital f (fundamental / pokok)
c. Bilangan
kuantum magnetik
Bilangan kuantum orbital menyatakan besar momentum sudut elektron. Momentum
sudut adalah besaran vektor yang arahnya dinyatakan oleh kaidah tangan kanan.
Untuk menyatakan arah momentum sudut diperkenalkan bilangan kuantum magnetik,
diberi lambang ml. Nilai ml dibatasi oleh nilai l yaitu
bilangan bulat mulai dari –l sampai dengan +l.
Bilangan
kuantum magnetik (ml = –l,…0…+l ), Banyaknya nilai yang
diperbolehkan (jumlah orbital) yaitu banyak ml = 2l + 1 . Arah
momentum sudut dikuantisasi dengan acuan ke medan magnet luar. Kuantisasi ruang
(Lz) , Lz = ml ħ
- Menunjukkan
arah dari momentum sudut orbital
- ml
= - l , ..., 0, ... + l
- Banyaknya
nilai yang diperbolehkan (jumlah orbital)
-
Arah momentum sudut
dikuantisasi dengan acuan ke medan magnet luar : kuantisasi ruang (Lz)
Lz = mlh
-
Anomali efek Zeeman (AEZ)
: pengecualian gejala tambahan garis spektrum yang tidak sesuai dengan jumlah
yang diperkirakan.
Contoh : garis pertama deret Balmer
dari atom hidrogen yang menunjukkan sebuah struktur halus oleh Phipps dan
Taylor
d. Bilangan Kuantum Spin( ms )
Pada tahun
1929, Dirac dengan teorinya menunjukkan bahwa spin elektron dapat dijelaskan
oleh suatu bilangan kuantum ms, yang hanya boleh memiliki nilai ½ .
Momentum sudut spin hanya dapat memiliki dua orientasi (dua arah ) ditentukan
oleh bilangan kuantum magnetik spin yang sering hanya disebut dengan
bilangan kuantum spin , diberi lambang ms dimana ms hanya
diperbolehkan memiliki dua nilai +1/2 dan -1/2. Bilangan kuantum spin
dinyatakan dalam ms = ±1/2.
Arah vektor
momentum sudut spin Sz = mz ħ = ± ½ ħ,kedua nilai ± ½ ħ
untuk Sz berkaitan dengan dua orientasi yang diperbolehkan untuk Sz.
Nilai ms = +1/2 menunjukkan arah spin ke atas (putaran elektron terhadap
porosnya berlawanan arah jarum jam ) sedangkan nilai ms = -1/2
menunjukkan arah spin arah ke bawah (putaran elektron terhadap porosnya searah
jarum jam )
-
Menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya
-
Ada 2 nilai, ms = ±
-
Pauli berhasil menjelaskan adanya AEZ (penyebab ® rotasi tersembunyi)
-
Goudsmit & Uhlenbeck ® rotasi tersembunyi disebabkan oleh momentum
sudut intrinsik (momentum sudut spin)
-
Besar momentum sudut spin (S)
-Arah vektor momentum sudut spin (Sz)
Sz = msh
Nama kulit
|
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
Bilangan
kuantum utama (n)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Nama subkulit
|
s
|
p
|
d
|
f
|
G
|
Bilangan
kuantum orbital ( l )
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Banyak orbital
(ml = 2l +1)
|
1
|
3
|
5
|
7
|
9
|
Jumlah
elektron (S l = 2 ´ m)
|
2
|
6
|
10
|
14
|
18
|
2. Sifat Atom
Salah satu
kelemahan teori atom Bohr adalah keterbatasannya untuk menjelaskan sifat –
sifat atom berelektron banyak. Sifat atom yang dapat diterangkan dengan
menggunakan teori Bohr adalah mengenai tingkat energi elektron dari atom
hidrogen, misalnya tingkat energi berbagai spectrum.
Susunan
elektron dalam suatu atom dapat dipakai sebagai dasar untuk mengetahui sifat –
sifat atom tertentu. Pada sebagian unsur, kulit – kulit atom ada yang terisi
elektron dengan penuh dan ada yang tidak penuh. Kulit yang tidak penuh terisi
elektron berada pada kulit yang paling luar. Elektron di kulit terluar ini
dinamakan elektron valensi.
Pengisian
elektron dimulai dari tingkat energi terendah. Konfigurasi yang mantap terdapat
pada subkulit yang terisi penuh. Jika subkulit telah terisi penuh, sisa
elektron akan mengisi subkulit selanjutnya. Jika hanya ada satu elektron yang
mengisi subkulit terluar, elektron ini cenderung mudah lepas,atom menjadi
stabil. Pelepasan elektron ini dapat terjadi dengan cara berikatan dengan atom
lain.
Menurut
teori mekanika gelombang, elektron berada disuatu daerah yang disebut orbital.
Elekron mengelilingi inti dengan suatu rapat probabilitas tertentu. Penyebaran
elektron di dalam suatu atom dipengaruhi oleh atom – atom lain yang berdekatan.
Penyebaran elektron ini mempengaruhi sifat atom misalnya sifat jari – jari
atom. Semakin banyak jumlah proton dan jumlah elektron sehingga saling menarik
antara inti atom dan elektron – elektron akan semakin kuat. Akibatnya, elektron
–elektron lebih dekat kearah inti. Hal ini menyebabkan jari – jari atom akan
semakin kecil. Selain itu, semakin bayaknya jumlah elektron semakin banyak pula
jumlah kulitnya.
3. Sistem
Periodik
Sistem
periodik unsur –unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya atau berdasarkan
urutan jumlah elektron. Ternyata, sistem periodik ini dapat menjelaskan sifat –
sifat unsur pada periode dan golongan tertentu dan menjelaskan alasan unsur –
unsur dalam satu periode memiliki sifat – sifat yang berbeda antara golongan
yang satu dengan golongan yang lainnya. Sifat – sifat dalam sistem periodik
dapat diketahui melalui konfigurasi elektronnya sehingga diketahui jumlah
elektron sekitarnya.
Konfigurasi
elektron adalah cara penyusunan dan pengaturan elektron dalam suatu atom.
Aturan penulisan konfigurasi elektron berdasarkan hal-hal berikut.
a. Aturan
Aufbau
Elektron
mengisi orbital dari tingkat energi yang paling rendah sampai yang
paling
tinggi.
Contoh
: Atom K ® z = 19, konfigurasi elektronnya 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
1s
2s 2p
3s 3p 3d
4s 4p 4d 4f
5s 5p 5d 5f
6s 6p 6d
7s
b. Aturan Hund
·
Dalam orbital yang
setingkat, elektron-elektron tidak boleh berpasangan
·
sebelum seluruh orbital
setingkat terisi oleh sebuah elektron.
Contoh :
|
|
|
tidak boleh
|
|
|
|
c. Larangan
Pauli
Pada 1925,
Wolfgang Pauli mengemukakan aturan pengisian elektron pada atom, yakni elektron
– elektron cenderung akan menempati energi terendah yang masih mungkin dalam
suatu orbital. Oleh karena jumlah elektron maksimum yang dapat mengisi subkulit
tertentu terbatas. Pauli mengemukakan aturan yang dikenal dengan asas larangan
Pauli. Dalam sabuah atom tidak boleh ada 2 elektron yang menempati keadaan yang
sama, artinya elektron tidak boleh mempunyai keempat bilangan kunatum yang sama
(n, l, mp dan ms).
4. Energi
Ionisasi dan Elektron Valensi
Dalam
pembentukan senyawa, atom akan menerima dan melepaskan elektronnya. Pelepasan
dan penerimaan elektron ini berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitasi
elektron. Selain itu, pelepasan dan penerimaan elektron berhubungan pula dengan
elektron valensi.
a.
Energi Ionisasi
Dalam suatu periode semakin banyak
elektron dan proton, gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin
besar (jari – jari kecil). Akibatnya, elektron sukar dilepas sehingga energi
untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Perhatikan gambar, jika jumlah elektronnya sedikit, seperti unsur yang berada
disebelah kiri sistem periodik, gaya tarik menarik elektron dengan inti
lebih kecil ( jari – jari semakin besar ). Akibatnnya energi untuk melepaskan
elektron terluar relative lebih kecil sehingga energi ionisasi mengecil.
b.
Afinitas Elektron
Afinitas
elektron merupakan energi yang terlibat saat suatu atom menerima elektron dari
luar. Atom – atom yang memiliki gaya tarik menarik antara intinya kecil
menunjukkan bahwa afinitas elektron juga kecil, hal – hal yang mempengaruhi
besar kecilnya afinitas elektron yaitu sebagai berikut.
Jumlah muatan dalam inti
Jarak antar inti
Jumlah elektron dalam atom
Besarnya
afinitas elektron suatu atom tidak sama dengan dengan energi ionisasi karena
kedua hal tersebut bukan proses kebalikan. Atom – atom yang semakin mudah
menangkap elektron akan memiliki harga afinitas elektron yang semakin besar.
Misalnya atom Na memilki afinitas elektron lebih besar dari pada atom Rb, namun
atom Na memiliki afinitas elektron lebih kecil daripada atom Mg.
c.
Elektron Valensi
Elektron
yang berperan dalam menentukan sifat – sifat fisika
dan kimia adalah elektron yang berada
pada kulit paling luar. Seperti yang telah dijelaskan, elektron ini bisa
disebut sebagai elektron valensi yang sangat berperan dalam menentukan
pembentukan senyawa, adapun untuk kulit yang penuh, elektronnya tidak turut
serta dalam menentukan sifat – sifat tersebut.
Dalam sistem
periodik terlihat bahwa dalam satu golongan atom – atom tersebut memiliki
elektron valensiyang sama misalnnya, atom Li memiliki n = 2 yang berarti
terdapat kulit k dan kulit l. kemudian , anda dapat memperhatikan unsur Na yang
memiliki 11 elektron. Dari konfigurasi elektronnya diperoleh n = 3 yang
menandai adanya kulit K, L, dan M. Dua elektron menempati kulit K, 8 elektron
menempeti kulit L, dan 1 elektron menempeti kulit terluar yakni kulit M.
Elektron dikulit M yang berada pada orbital s memiliki spin +1/2 atau spin
–1/2.
5. SPEKTRUM EMISI & ABSORPSI
Adanya spektrum menunjukkan adanya
tingkat energi.
1.
Spektrum Emisi
·
Dihasilkan dari zat yang memancarkan gelombang elektromagnetik
·
Dapat diamati denan spektroskop
·
Ada 3 jenis :
a.
spektrum garis
-
dihasilkan oleh gas-gas bertekanan rendah yang dipanaskan
-
terdiri dari garis-garis cahaya monokromatik dengan panjang
gelombang
tertentu yang merupakan
b.
spektrum pita
-
Dihasilkan oleh gas dalam keadaan molekuler
Contoh
gas H2, O2, N2 dan CO
-
Spektrum yang dihasilkan berupa kelompok-kelompok garis yang
sangat
rapat sehingga membentuk pita-pita.
c.
spektrum kontinue
-
Spektrum kontinue terdiri atas cahaya dengan semua panjang
gelombang,
walaupun dengan intensitas yang berbeda
-
Dihasilkan oleh zat padat, zat cair dan gas yang berpijar
2.
Spektrum Absorpsi
-
Terjadi karena penyerapan panjang gelombang tertentu oleh suatu zat
terhadap radiasi gelombang elektromagnetik
yang memiliki spektrum
kontinue
-
Terdiri dari sederetan garis-garis hitam pada spektrum kontinue
-
Contoh : spektrum matahari
sepintas spektrum matahari tampak
seperti spektrum kontinue, tetapi jika dicermati akan tampak garis-garis gelap
terang yang disebut garis-garis
Fraunhofer.
Hal ini disebabkan cahaya putih dari bagian inti matahari diserap oleh atom-atom
atau molekul-molekul gas dalam atmosfer matahari maupun atmosfer bumi.
DAFTAR PUSTAKA
·
Buku
paket FISIKA SMA/MA kelas XII penerbit MEDIATAMA
·
Wikipedia
bahasa Indonesia
·
Google Search Engine